Minggu ini IHSG berhasil ditutup pada level tertinggi sepanjang sejarah, tercatat pada penutupan hari Kamis lalu, IHSG ditutup di level 3.801, seperti kita ketahui bahwa level 3.800 adalah level resisten dan psikologis yang sudah 3 kali dicoba untuk ditembus sejak bulan November tahun lalu namun baru berhasil ditembus pada minggu ini, dengan kata lain selama 6 bulan terakhir ini IHSG mencoba untuk menembus resisten tersebut.
Saat ini hampir semua analis sepakat kalau bahwa sekaranglah saatnya untuk IHSG kembali melanjutkan trend bullishnya menuju ke level 5.000 yang disebut-sebut sebagai target indeks tahun ini . Target pertama tentu adalah level 4.000 yang mungkin bisa dicapai pada pertengahan tahun ini.
Target indeks 4.000 pada pertengahan tahun tentu bukanlah sesuatu yang berlebihan bahkan bisa dibilang normal dan wajar, pertanyaanya adalah apakah itu artinya sekarang IHSG sudah aman atau masih mungkin kembali terkoreksi tajam seperti yang terjadi sebelum-sebelumnya ?!
Berikut ini akan dibahas beberapa faktor yang bisa dijadikan bahan pertimbangan untuk memprediksi pergerkan IHSG di masa-masa yang akan datang.
REGIONAL MARKET DAN DOW JONES
Kondisi Market Asia memang tidak jauh berbeda dengan IHSG, Hang Seng yang biasa dijadikan tolak ukur juga hanya bolak balik di kisaran yang sama selama tahun ini. Nikkei terlihat tanpa tenaga dan sedang memulihkan diri dari efek gempa. Kedua indeks ini tidak bisa kita jadikan acuan untuk memprediksi IHSG, terutama jika kita mencari “alasan” yang mendukung supaya IHSG terus naik.
Sementara Dow Jones, pada perdagangan Kamis kemarin berhasil ditutup di atas level 12.500. Level tersebut sudah sejak lama dijadikan target kenaikan Dow, pergerakan Dow setelah mencapai targetnya juga masih tanda tanya. Namun rendahnya korelasi antara IHSG dan Dow Jones sepanjang tahun ini membuat kondisi positif Dow Jones saat ini juga belum tentu memberikan sentiment positif pada bursa.
KENAIKAN HARGA MINYAK BUMI
Berbeda dengan yang terjadi pada tahun 2008 lalu, kenaikan harga minyak bumi sampai di atas $100/ barrel kali ini tidak mendatangkan sentiment positif pada saham-saham mining, bahkan beberapa saham yang bergerak di pertambangan minyak bumi bahkan cenderung melemah dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini menjadi contoh lain bahwa suatu berita atau kondisi fundamental saja tidak cukup untuk menjadi motor penggerak suatu harga saham, seperti yang pernah saya bahas pada artikel beberapa bulan yang lalu yang berjudul, Bandar Siapa Mereka dan Apa yang Mereka Lakukan ?!
Saat ini market dunia tampaknya sudah dapat menerima harga minyak bumi di atas $100 / barrel sehingga kenaikan tersebut tidak terlalu diekspose dan memberikan sentiment yang kuat pada saham-saham minyak bumi dan batu bara. Namun jika Oil Price bisa mencapai level $125 per barrel ada kemungkinan hal tersebut akan mulai mendatangkan kekhawatiran dan akan membuat saham-saham pertambangan melonjak. Untuk sementara indikasi ke arah situ belum terlalu kuat.
ALIRAN DANA ASING
Kejadian yang terjadi di awal tahun ini menunjukan betapa kuatnya pengaruh keluar-masuknya dana asing ke bursa kita, pada bulan Januari ini indeks bisa terkoreksi 550 point hanya dalam 1 bulan, tanpa ada penyebab atau alasan yang mendukung, satu-satunya alasan adalah keluarnya dana asing. Artinya hal yang sama bisa kembali terjadi pada saat ini, tanpa bisa kita tebak alasannya atau waktunya.
Pada grafik aliran dana asing yang ada di bawah dapat dilihat besarnya korelasi pergerakan IHSG dengan arus keluar-masuk dana asing. Sepanjang tahun ini pergerakan index berjalan hampir searah, dengan perkiraan jumlah dana asing yang ada di pasar modal.
Dapat dilihat sejak pertengahan bulan Februari lalu, arus dana asing tampaknya mulai masuk kembali ke Bursa, terutama pada saham-saham perbankan, seiring dengan terus menguatnya indeks.
Pergerakan yang menarik terjadi pada pergerakan 2 minggu terakhir (area dalam lingkaran) dimana IHSG berhasil menembus level tertingginya sepanjang sejarah, namun hal yang sama tidak terjadi dengan aliran dana asing yang masih berada dibawah level tertinggi yang terjadi 2 minggu terakhir.
Salain itu jumlah dana asing yang ada di IHSG juga terlihat masih lebih rendah dengan jumlah
dana asing yang ada pada awal tahun lalu, ketika indeks sedang berada di level 3.780-an pada bulan Januari lalu.
Dalam keadaan ini ada dua kemungkinan yang bisa terjadi:
Pertama: dana yang asing akan masuk dalam jumlah yang paling tidak sama dengan jumlah tertinggi yang pernah terbentuk pada tahun ini, sambil indeks terus membentuk level tertinggi barunya, hal ini sebenarnya merupakan indikasi yang cukup berbahaya, namun dalam keadaan bullish kondisi seperti ini bisa terus terjadi.
Kedua: indeks kemungkinan akan mengalami koreksi terbatas sambil menunggu dana asing masuk lebih banyak sehingga memberikan potensi kenaikan jangka panjang yang jauh lebih besar. Hal ini memang terlihat lebih baik, tetapi kapan terjadinya koreksi dan seberapa dalam sulit untuk ditebak terutama karena dalam posisi indeks sekarang ini potensi terjadi koreksi besar seperti pada bulan Januari ini tetap ada, sehingga sangat berbahaya untuk kita secara agresif melakukan pembelian jika indeks mengalami koreksi pada mingggu ini.
TECHNICAL ANALYSIS
Secara technical level 3.800 merupakan resisten yang cukup kuat, karena berada di kisaran tertingginya sepanjang sejarah yang tidak bisa ditembus selama 6 bulan, juga berada di level Fibonacci Projection 38.2%. Penembusan yang terjadi saat ini tentu belum terlalu kita anggap valid, karena hanya 1 point di atas level 3.800, menurut teori paling tidak dibutuhkan waktu 3 hari untuk indeks berada di atas level 3.800 atau 3% di atas 3.800 untuk menganggap penembusan tersebut valid.
Indikator MFI juga menunjukan adanya negative divergence meskipun jangka waktu dan jumlahnya masih sangat kecil, namun hal ini mendukung analisa terhadap aliran dana asing di atas. Sementara RSI masih dalam keadaan uptrend, namun sedang berada di level resistennya.
3 KEMUNGKINAN PERGERAKAN IHSG KEDEPAN
Beberapa analisa di atas mengindikasikan bahwa indeks berada dalam masa penetuan pada minggu ini, jika indeks masih terus naik signifikan tanpa didukung dengan volume dan aliran dana asing maka bisa diasumsikan bahwa indeks berada dalam masa buble jangka pendek, dan resiko terjadinya koreksi signifikan akan terus ada.
Jika indeks mengalami koreksi terbatas atau bergerak sideways di kisaran 3.750 – 3.800, disertao dengan kenaikan volume perdagangan, maka peluang indeks akan melanjutkan rally dengan kekuatan yang lebih besar dalam 1-2 minggu kedepan lebih terbuka.
Kemungkinan ketiga dan yang paling buruk adalah jika indeks kembali terkoreksi tajam dan tutup di bawah level 3.700 pada minggu ini, seperti yang terjadi bulan Januari lalu, kemungkinan ini terjadi memang paling kecil, tetapi dampaknya buruk untuk IHSG, karena kemungkinan akan mengurangi niat para investor untuk menanamkan modalnya di pasar modal, karena return yang dijanjikannya sangat rendah untuk para investor jangka panjang, jika itu terjadi ada kemungkinan sepanjang tahun ini Indeks akan bolak balik di level yang sama.
Jika mempertimbangkan kondisi yang terjadi sekarang, saya memprediksi peluang terjadinya pilihan kedua adalah yang paling besar, kurang lebih 45%, sementara potensi terjadinya buble (pilihan pertama) sebesar 40%, dan 15% potensi indeks akan kembali terkoreksi tajam.
Dalam posting selanjutnya akan dibahas, saham-saham apa saja yang memiliki potensi yang baik dalam kondisi saat ini.
“in everything I do, all the praise goes out to YOU”